AYAT-AYAT TENTANG MALAIKAT
I.
PENDAHULUAN
Malaikat sebagai salah satu ciptaan
Allah yang mempunyai peran dan tugas penting terhadap manusia menjadi sosok
yang di perdebatkan, banyak kalangan ulama atau ahli tafsir yang berbeda
pendapat tentang hakikat dan keberadaannya.
Pemahaman
yang kompleks tentang kepercayaan terhadap malaikat merupakan salah satu pokok
ajaran islam. Kepercayaan ini menjadi hal yang di imani secara umum oleh orang
muslim, dan menjadi pondasi iman, yaitu rukun iman. Jadi iman kepada malaikat
menjadi hal yang vital dalam unsur keimanan seseorang. Namun setelah itu muncul
permasalahan berkenaan tentang pemahaman malaikat, apa sebenarnya malaikat,
bagaimana tugas mereka, bentuk dan sifat mereka dan dimanakah mereka berada.
Dari permasalahan tersebut,
maka dalam makalah ini akan berusaha membahas bagaimana memahami sosok malaikat
secara komprehensif.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian malaikat
dan perbedaan pendapat tentang malaikat?
2.
Berapa jumlah
malaikat dalam al-Qur’an?
3.
Bagaimana asal penciptaan
Malaikat?
4.
Bagaimana tugas,
bentuk, dan sifat malaikat dalam al-Qur’an?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Malaikat dan perbedaan pendapat antara ahli tafsir
Menurut bahasa, kata “Malaikat”
merupakan kata jamak yang berasal dari bahasa Arab, malak (ملك)
yang terambil dari kata ‘alaka yang berarti mengutus atau perutusan atau
risalah. Jadi dapat diartikan bahwa Malaikat adalah utusan-utusan Tuhan untuk
berbagai tugas.[1]
Ada yang berpendapat bahwa kata
malak terambil dari kata la’aka yang berarti menyampaikan sesuatu. Jadi
malaikat adalah mahluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah swt.[2]
Perbedaan pendapat mengenai
pemahaman terhadap malaikat, banyak ulama yang berpendapat bahwa malaikat dari
segi pengertian dalam bahasa agama adalah mahluk halus yang diciptakan Allah
dari cahaya yang dapat berbentuk dengan aneka wujud dan taat mematuhi perintah
Allah.
Menurut M. Abduh bahwa
malaikat adalah mahluk Allah yang tidak diketahui hakikatnya, namun harus
dipercaya wujudnya.[3]
Menurutnya malaikat dilukiskan dalam al-Qur’an antara lain sebagai fa al
mudabbirati amran yakni yang mengatur segala urusan.
Sedangkan menurut Sayid Sabiq
bahwa malaikat adalah kelompok tertinggi, yakni suatu alam yang halus termasuk
hal-hal ghaib, tidak dapat dicapai oleh panca indera, malaikat tidak seperti
manusia yang suka makan, minum, tidur, tidak berjenis kelamin laki-laki maupun
perempuan.[4]
2.
Jumlah Malaikat
dalam Al-Qur’an
a.
Seribu malaikat
dalam Q.S. Al Anfaal : 9
øÎ) tbqèWÉótGó¡n@ öNä3/u z>$yftFó$$sù öNà6s9 ÎoTr& Nä.ÏJãB 7#ø9r'Î/ z`ÏiB Ïps3Í´¯»n=yJø9$# úüÏùÏóßD ÇÒÈ
“Iingatlah), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya
aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang
datang berturut-turut".
Pemahaman tafsir ayat tersebut adalah
bahwa Allah swt mengingatkan kaum muslimin akan pertolongan-Nya yang diberikan
kepada mereka pada saat mereka menghadapi kesulitan dan berusaha untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan itu dengan jalan berdoa kepada Allah swt. karena
usaha mereka untuk mengatasi kesulitan dengan usaha lahir tidak memungkinkan.
Menurut
kenyataan kekuatan bala tentara Islam pada waktu itu adalah terdiri dari 300
orang lebih, sedang tentara musyrikin melebihi 3.000 orang, apalagi kalau
ditinjau dan segi alat persenjataan. Mereka membawa alat-alat perang yang lebih
lengkap daripada perlengkapan kaum muslimin. Maka Allah swt. mengabulkan doa
kaum muslimin dengan jalan mendatangkan bala bantuan malaikat yang datang
berturut-turut sejumlah seribu malaikat.
b.
Q.S. Ali Imran:
124
øÎ) ãAqà)s? úüÏYÏB÷sßJù=Ï9 `s9r& öNä3uÏÿõ3t br& öNä.£ÏJã Nä3/u ÏpsW»n=sWÎ/ 7#»s9#uä z`ÏiB Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tûüÏ9u\ãB ÇÊËÍÈ
“(Ingatlah), ketika kamu
mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah
membantu kamu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan (dari
langit)?"
c.
Q.S. Ali Imran:
125
#n?t/ 4 bÎ) (#rçÉ9óÁs? (#qà)Gs?ur Nä.qè?ù'tur `ÏiB öNÏdÍöqsù #x»yd öNä.÷ÏôJã Nä3/u Ïp|¡ôJs¿2 7#»s9#uä z`ÏiB Ï
ps3Í´¯»n=yJø9$# tûüÏBÈhq|¡ãB ÇÊËÎÈ
“Ya (cukup), jika kamu
bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika
itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang
memakai tanda”
Mengenai
bantuan Allah, yaitu malaikat yang jumlahnya berbeda-beda seperti disebutkan
dalam ayat-ayat tersebut, para mufassir berbeda pendapat:
Bagi
mereka yang berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut mengenai kisah perang Badar,
maka hendaklah dipahami, bahwa pada pertama kalinya Allah swt. membantu kaum
Muslimin dengan seribu malaikat. Sesudah itu bantuan tersebut dilengkapi dengan
tiga ribu malaikat. Dan seterusnya bantuan itu disempurnakan menjadi lima ribu
malaikat.
Tetapi
bagi mereka yang memahami bahwa kedua ayat ini adalah kisah perang Uhud,[5]
maka jumlah 3.000 itu akan diberikan kepada kaum Muslimin, bahkan kalau mereka
bersabar akan diberi bantuan lima ribu malaikat lagi. Tetapi hal ini adalah
merupakan janji, tetapi karena mereka tidak patuh, maka janji itu tidak
dilaksanakan oleh Allah swt.
3.
Penciptaan
Malaikat
Allah menciptakan malaikat dari nur
(cahaya), sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam dari tanah liat, juga
sebagaimana menciptakan jin dari api.
Informasi tentang asal-usul malaikat
ditemukan dalam hadis Imam Muslim, Ahmad Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui
Aisyah ra, Aisyah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda:
“Malaikat itu di ciptakan dari
cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari apa yang telah
diterangkan kepadamu semua”. (HR. Muslim)
Dalam QS. Al Baqarah: 30[6]
menjelaskan bahwa Allah Swt telah menciptakan malaikat lebih dahulu dari pada
manusia, dan pada penciptaan manusia telah terjadi dialog antara Allah dengan
Malaikat, yang tersurat dalam ayat tersebut.
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$#
ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Malaikat memiliki kesadaran
spiritual tinggi sehingga mereka sadar betul bahwa mereka adalah hamba dan ciptaan
Allah yang Mahaesa. Kesadaran diri sebagai makhluk inilah yang membuat malaikat
senantiasa berbakti kepada allah dalam penyembahan dan ketaatan. Mereka besaksi
bahwasanya tidak ada tuhan selain allah yang berhak untuk disembah.
Kalangan ulama banyak yang
berpendapat bahwa malaikat itu diciptakan Allah dalam jumlah yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dalam rencana agung Allah. Artinya, jumlah
malaikat tidak mengalami penambahan atau pengurangan dari awal penciptaanya
hingga kiamat nanti.
Malaikat tidak dilengkapi oleh Allah
dengan syahwat dan kemampuan untuk melakukan proses reproduksi, sehingga tidak
beranak-pinak. Sehingga jumlah mereka tidak pernah berkurang. Mereka hanya akan
dibinasakan oleh Allah pada saat kiamat tiba
4.
Tugas, bentuk,
dan sifat malaikat dalam al-Qur’an
a.
Tugas
Malaikat
1. Jibril bertugas
menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 97
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى
قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى
لِلْمُؤْمِنِي
“Katakanlah: barangsiapa
yang menjadi musuh Jibril, maka sesungguhnya Jibril lah yang menurunkan wahyu
ke dalam hatimu dengan izin Allah yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya,
sebagai petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman”
2. Mika’il
bertugas menurunkan rezeki di muka bumi
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 98:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ
وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
“Barangsiapa yang menjadi
musuh Allah, para malaikat-Nya, para rasul-Nya, Jibril dan Miikaal, maka
sesungguhnya Allah mejadi musuh bagi orang-orang yang kafir”
3. Israafiil
bertugas meniupkan sangkakala sebagai tanda hari kiamat telah tiba
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. Al-Kahfi: 99
وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي
الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا
“Kami biarkan sebagaian
mereka pada hari itu terombang-ambing bersama sebagian yang lain. Kemudian
ditiuplah ash-shuur atau sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka seluruhnya”
4. Izra’il
bertugas mencabut nyawa
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. As-Sajdah: 11
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ
إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Katakanlah: Malakul Maut
lah yang diberikan tugas untuk mewafatkan kalian, kemudian hanya pada rabb
kalian lah kalian akan dikembalikan”
5. Ridhwaan
bertugas menjaga pintu surga
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. Az-Zumar: 73
t,Åur úïÏ%©!$# (#öqs)¨?$# öNåk®5u n<Î) Ïp¨Zyfø9$# #·tBã ( #Ó¨Lym #sÎ) $ydrâä!%y` ôMysÏGèùur $ygç/ºuqö/r& tA$s%ur óOçlm; $pkçJtRtyz
íN»n=y öNà6øn=tæ óOçFö7ÏÛ $ydqè=äz÷$$sù tûïÏ$Î#»yz ÇÐÌÈ
“Dan orang-orang yang
bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula).
sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu
kekal di dalamnya".
6. Maalik bertugas
menjaga neraka
Allah ta’ala
berfirman dalam QS. Az-Zukhruf: 77
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ
مَاكِثُونَ
“Mereka (penduduk neraka)
memanggil: “Wahai Malik, biarkanlah Rabb-mu mematikan kami’. Malik menjawab:
“kalian akan tetap tinggal (di neraka)”
7. Az-Zabaaniyah
bertugas memberikan azab dan siksaan pada para penduduk neraka.
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ
“Kelak Kami akan
memanggil Az-Zabaaniyah” [Al-‘Alaq: 18]
Az-Zabaaniyah
berjumlah 19 malaikat. Allah ta’ala berfirman:
|³t6ù=Ïj9× pym#§qs9 ÇËÒÈ $pkön=tæ spyèó¡Î@ u|³tã ÇÌÉÈ
“
(neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. dan di atasnya ada sembilan belas
(Malaikat penjaga).”
8. Hamalatul Arsy
bertugas memikul Al-Arsy
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا
وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Para malaikat) yang
memikul Al-Arsy dan malaikat-malaikat yang berada di sekelilingnya, mereka
senantiasa bertasbih memuji rabb-Nya dan beriman kepada-Nya dan memintakan
ampunan bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “wahai Rabb kami,
rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan pada
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu. Hindarkanlah mereka dari
azab neraka Jahim” [QS. Al- Ghafir: 7]
Hamalatul
Arsy berjumlah 4 malaikat dan setelah datang hari kiamat Allah tambahkan jumlah
mereka menjadi delapan malaikat.
فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ – وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ
يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ – وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ
فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Pada hari itu terjadilah
hari kiamat. Maka terbelah lah langit, karena langit pada hari itu menjadi
lemah. Para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu, delapan
malaikat memikul Arsy rabb-Mu di atas mereka” [Al-Haaqqah: 15-17]
9. Al-Kiraam Al-Kaatibin
bertugas mencatat amal seorang hamba.
كِرَامًا كَاتِبِينَ – يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
“(Para malaikat) mulia
yang mencatat (amal). Mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
[Al-Infithaar: 11-12]
Malaikat
pencatat amal baik berada di sebelah kanan hamba, sedangkan malaikat pencatat
amal buruk berada di sebelah kiri hamba. Allah ta’ala berfirman:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ
قَعِيدٌ – مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tatkala dua orang
Malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang
lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu perkataan pun yang ia ucapkan melainkan
ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” [Qaaf: 17-18]
10. Al-Munkar dan
An-Nakiir bertugas memberikan pertanyaan ujian kepada para ahli kubur.
b.
Bentuk
Malaikat dalam al-Qur’an
1.
Mempunyai Sayap
ßôJptø:$# ¬! ÌÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xßâ þÍ<'ré& 7pysÏZô_r& 4oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/âur 4 ßÌt
Îû È,ù=sø:$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÈ
“Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Pada
ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah menciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya dengan ciptaan yang amat indah dan ajaib,
ciptaan yang belum ada sebelumnya, dan telah diaturnya dengan tata tertib yang
lengkap dan sempurna, Tuhan yang telah menugaskan malaikat menyampaikan wahyu
pada para Nabi-nabi-Nya, untuk menyampaikan kepada mereka berbagai macam
urusan. Malaikat itu adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap dua-dua,
tiga-tiga atau empat-empat, yang akan membantu di dalam melaksanakan
perintah-perintah Allah.
Oleh
karena para malaikat mengurus berbagai urusan dengan izin Allah, Dia
menyebutkan kekuatan dan kecepatan mereka dalam perjalanan, di mana Allah
menjadikan mereka memiliki sayap sehingga mereka bisa terbang dengan cepat
untuk melaksanakan perintah-Nya. Di antara mereka ada yang memiliki dua sayap,
tiga atau empat sesuai hikmah-Nya, bahkan ada yang lebih dari itu seperti 600
sayap sebagaimana malaikat Jibril ‘alaihis salam.[7]
Dalam
hadis dari Ibnu Mas’ud menceritakan bahwasannya Nabi melihat malaikat Jibril
memiliki 600 sayap. (HR.Muslim)
2.
Diciptakan
dalam bentuk yang berbeda dan bertingkat
Malaikat diciptakan Allah dalam
berbagai bentuk yang berbeda antara satu dengan yang lain. Demikian juga dengan
kedudukan dan fungsinya. Hal ini bersandar ayat, “Tiada seorang pun di
antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. Dan
sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)” (QS. Shaaffaat
164-166).
Ayat-ayat di atas menunjukkan
beberapa hal kepada manusia tentang adanya kedudukan-kedudukan tertentu para
malaikat di sisi Allah, semacam hirarki kedudukan berdasarkan kedekatannya
dengan Allah dan tugas-tugas yang mereka emban. Kemudian mereka bershaf-shaf
dalam menunaikan perintah Allah. Beberapa ulama berpendapat bahwa makna
bershaf-shaf menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan peran dan kecepatannya dalam
menunaikan tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
c.
Sifat
Malaikat
1.
Selalu
bertasbih pada Allah
tbqßsÎm7|¡ç @ø©9$# u$pk¨]9$#ur w tbrçäIøÿt ÇËÉÈ
“Mereka (para malaikat)
selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”
Dari ayat tersebut, Thabathaba’i
menjelaskan bahwa malaikat tidak mengenal siang dan malam, dan dia menafsirkan
bahwa malalaikat tidak angkuh atau enggan beribadah.[8]
Bahwa malaikat selalu bertasbih, dan selalu sujud dan patuh kepada Allah.
2.
Malaikat tidak makan & minum
Malaikat tidak membutuhkan makanan
dan minuman[9]
sebagaimana manusia. Mereka hidup di alam ruh yang mana daya hidupnya tidak
bersumber pada energi-energi hidup. Namun sebagai hamba Allah, mereka mendapat
anugerah dan rezeki dari sisi Allah.
Sifat malaikat yang tidak makan dan
tidak minum dalam pandangan ajaran islam adalah bersifat konstan dalam situasi
apapun. Artinya, meskipun malaikat dalam keadaan sedang menyamar sebagai
manusia, sifat dasar mereka yang tidak membutuhkan makanan tetap berlaku.
Dalam QS. Adz Dzariyat 24-28
mengisahkan bahwa sangat jelas malaikat
yang hadir di rumah Ibrahim tidak sedikit pun menyentuh hidangan itu. Karena
malaikat memang makhluk ruhani yang tidak membutuhkan makanan.
3.
Diciptakan
tidak berjenis kelamin
Jika manusia diciptakan dalam bentuk
berjenis kelamin, maka dalam hal penciptaan malaikat tidak ada dalil yang
menyatakan demikian.
Allah berfirman, “Sesungguhnya
orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar
menamakan malaikat dengan nama perempuan. Dan mereka tidak mempunyai sesuatu
pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap
kebenaran” (QS. An-Najm 27-28).
Meski tidak berjenis kelamin, namun
dalam beberapa tugas untuk bertatap muka secara langsung dengan manusia, baik
manusia dari jenis kelamin laki-laki maupun dari jenis perempuan, para malaikat
ditampilkan dengan menyamar sebagai seorang pria muda, gagah dan menarik.
IV.
KESIMPULAN
Jadi secara singkat malaikat adalah
utusan Allah yang diciptakan dari cahaya, dengan jumlah yang tidak bisa
diketahui secara pasti oleh manusia, yang mengetahui pasti hanyalah Allah swt.
Dalam al-Qur’an telah menyebutkan tugas, bentuk, dan sifat malaikat yang perlu
di imani.
[1]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 1, Hlm. 173
[2]
Ibid.
[3]
M. Quraish Shihab, Yang tersembunyi (Jin, Iblis, Setan, dan Malaikat dalam
al-Qur’an dan Ash-Sunnah serta pemikiran ulama masa lalu dan masa kini),
(Jakarta: Lentera Hati, 2006), cet. I, hlm. 321
[4]
Sayid Sabiq, Aqidah Islam atau Ilmu Tauhid, (Bandung: CV. Diponegoro,
1983), cet. III, hlm. 174
[5]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 1, Hlm. 245
[6]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 1, Hlm. 171
[7]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 11, Hlm. 606
[8]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 12, Hlm. 64
[9]M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. III. Volume. 13, hlm. 83
0 komentar:
Posting Komentar