Selasa, 24 Februari 2015

Dibalik Senyuman



Dibalik Senyuman




“Mas Arya” dia memanggil dari kejauhan dengan tersenyum padaku. Dia adalah Mita, seorang pekerja baru dimana tempatku bekerja, bagiku dia si gadis imut dengan rambut panjang, wajah oval, hidung mancung, bibir menawan, mata berkilau bagai permata, dan badan tinggi langsing.
Senyuman pertamanya langsung terbawa dalam pikiranku, seakan angin menjadi saksi apa yang kurasakan setiap detik, menit, maupun setiap jam. Kata-katanya juga masih terniang dalam pikiranku, “Mas Arya” itulah nada pertama yang terucap dari mulutnya sembari tersenyum. Tapi ketika aku mau menjawabnya, ternyata dia telah berjalan meninggalkanku. Namun aku yakin di hari kedua pasti bertemu dengannya lagi, sesuai dengan kata hatiku.

***
Di hari kedua, mataku memandang kekanan dan kekiri. Aku mencari dia, si gadis imut yang dihari pertama memanggilku. Beberapa jam telah aku lalui, tapi tidak terlihat tanda-tanda keberadaannya. Tapi selang beberapa waktu kemudian tiba-tiba ada seorang yang menepuk pundakku dari belakang sembari memanggil namaku.
“Mas Arya” sapa gadis imut yang aku cari.
Ternyata kata itu lagi yang terdengar ditelingaku, akupun berbalik badan dan ternyata melihat dia.
“Iya, kamu siapa?” tanyaku padanya, dengan nada lugu dan lembut, karena tak mengenalnya.
“Namaku Mita Mas, salam kenal” jawab dia padaku dengan nada lembut sembari tersenyum, menambah keingintahuanku padanya.
“Mita siapa ya?” tanyaku kembali kepadanya, namun dia hanya tersenyum dan lekas pergi meninggalkanku.
Bagiku dia bukan siapa-siapa, namun perasaan ini seolah-seolah menginginkanku untuk mencari tahu siapakah dia. Karena yang masih terniang dalam pikiranku adalah senyum manisnya dan kelembutan suaranya yang mampu membuat hatiku bergetar. Akupun berusaha bersabar sambil berdo’a agar kita dipertemukan kembali.
Namun dihari ketiga dan keempat aku tidak berjumpa dengannya karena harus pulang kerumah.

****
Setelah dua hari libur kerja, aku memulai langkahku dengan harapan dapat bertemu dengannya dan doaku dikabulkan oleh Allah. Sosok perempuan yang terlihat imut, dengan memakai baju ungu yang melambangkan kasih sayang dan celana pendek, aku pun menghampirinya.
“Hai, Mita?” sapaku padanya, namun dia hanya membalas dengan senyuman, yang membuatku tambah bingung dengannya, aku pun berkata dalam hatiku “Apa maksud senyuman itu?”. Akupun melanjutkan percakapan dengannya agar rasa penasaranku dapat terjawab.
“Kamu baru ya bekerja disini?” tanyaku padanya sembari merasa malu dengannya.
“Iya Mas.” jawab dia dan lagi-lagi sembari tersenyum malu denganku.
“Kamu ko’ bisa tahu namaku dari mana Mit?” tanyaku lagi padanya, namun dia sudah terlanjur di panggil temannya, akhirnya dia pergi meninggalkanku.
Hati dan pikiranku mulai gundah, tidak tahu kenapa, timbul juga pertanyaan dari hatiku “apakah mungkin karena sosok mita dengan senyumannya itu mampu mengundahkan hatiku?” kataku dalam hati.

*****

Setelah sampai di rumah, aku bercerita tentang kisahku ini dengan Ferdi, dia adalah teman baikku sejak kecil, aku pun menceritakan semua yang aku alami.
“Fer, selama bekerja aku bertemu dengan sosok perempuan yang misterius, karena aku baru pertama melihat dia di tempat kerjaku, dia juga tahu namaku. Ditambah lagi, ketika aku tanya atau ketika dia melihatku pasti tersenyum. Jadi hatiku gundah dan bingung dengan dia Fer?” curhatku pada Ferdi.
“Gundah kenapa Ar?” tanya dia padaku.
“Ndak tahu Fer, tapi ketika melihatnya, apalagi senyumannya hatiku bergetar.” jawabku padanya.
“Mungkin kamu telah jatuh cinta padanya?” tebaknya padaku sambil tersenyum.
“Aku kurang tahu Fer, apakah aku jatuh cinta atau tidak, tapi aku baru pertama melihatnya, walaupun ya memang hati ini merasa sedikit tertarik dengannya, karena dia sesuai dengan kriteria wanita idamanku” kataku kepada Ferdi.
“Lebih baik kamu ungkapkan saja perasaanmu padanya, dari pada kamu selalu dibayang-bayangi dengan sosoknya yang menurutmu senyumnya menawan.” sarannya padaku sambil berpamitan pulang.
Setelah aku pikir-pikir, saran ferdi ada benarnya. Tapi menurutku terlalu dini mengungkapkan isi hatiku padanya. Dan aku pun memutuskan untuk  berusaha mengenal dia lebih dalam, mencari tahu dari hal yang terkecil tentang dia pada teman-temannya. Kurang lebih selama satu minggu aku seperti melakukan reserch atau penelitian tentang dia, dan aku juga sudah mengetahui statusnya, bahwa dia masih jomblo. Akhirnya aku memutuskan untuk mengungkapkan isi hatiku minggu depan, karena minggu ini aku masih ingin berkomunikasi dengannya atau pendekatan secara mendalam.

******

Setelah satu minggu kemudian, akhirnya aku sampai dengan keputusannku untuk menyatakan perasaanku kepadanya. Aku mengajak dia kesebuah taman nan indah sebagai pendukung pengungkapan perasaan cintaku padanya.
“Mit?” sapaku dengan nada semangat.
“Iya Mas Aryo.” Jawabnya dengan nada lembut dan senyum manisnya yang menjadi ciri khas.
“Semenjak awal aku berjumpa denganmu, aku mulai merasa suka padamu, apalagi senyummu itu, menggetarkan hatiku. Aku merasa jikalau kamu adalah wanita idamanku, yang diturunkan tuhan dari langit. Selama kurang lebih satu bulan aku mengenalmu, hidupku terasa indah saat dekat denganmu. Jadi maukah kamu menjadi pacarku Mit?” ungkapan perasaanku kepadanya, sambil berdo’a agar diterima.
“Hehe.” dia hanya tersenyum, aku yakin bahwa dia menerimaku, jadi aku berusaha meyakinkan dia, dan memberinya setangkai bunga mawar.
“Ini setangkai bunga mawar untukmu Mit, melambangkan cintaku padamu, maukah kamu jadi pacarku? Tolong dijawab Mit?” kataku kepadanya dengan perasaan khawatir.
“Maaf, aku sudah punya pacar.” jawabnya dengan singkat, lalu meninggalkanku.

Sekian...................









0 komentar:

Posting Komentar

Menurutmu Bagaimana Blog Ini?

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.