Minggu, 01 Maret 2015

Nasionalisme dalam Pemikiran Soekarno

Nasionalisme dalam Pemikiran Soekarno


      Kolonial Hindia Belanda yang menyengsarakan rakyat, melatarbelakangi munculnya pemberontak dari berbagai organisasi modern, salah satunya Budi Utomo pada awal abad ke-20. Budi utomo adalah organisasi pertama yang dibentuk oleh calon dokter Jawa tahun 1908, hanya saja organisasi ini berkutik pada lingkungan priayi saja. Kemudian muncul Sarekat Islam (SI) sebagai wadah aspirasi bagi suara-suara penindasan yang dirasakan oleh kaum petani.
          Ide Nasionalisme Sarekat Islam tampak pula tujuan organisasi dengan memajukan agama, ekonomi, dan harga diri penduduk bumiputera. Eksisnya organisasi ini, menarik perhatian Indische Sosial Democratische Vereeniging (ISDV) untuk menyebarluaskan pemikiran yang ada di organisasi tersebut tentang pemikiran sosialis, dan hal itu, menjadikan Sarekat Islam mendapat pengagum seperti Semaun, Dharsono, Musso, dan Alimin, yang kemudian mereka menjadi tokoh dalam membentuk fraksi dalam Sarekat Islam.
           Padatahun 1917, pengaruh fraksi SI cukup besar, sehingga para pemimpinnya khawatir dengan keadaan tersebut, akhirnya para pimpinan Si sepakat mengeluarkan Semaun dan kawan-kawanya yang memiliki pemikiran sosialis. Sejak itu, hubungan SI dan PKI mulai memanas, karena pimpinan SI menuduh PKI lebih mementingkan Revolusi Dunia daripada kepentingan negara sendiri. Sedangkan PKI menuduh SI telah mengabdikan diri pada Pan-Islamisme, bukan pada penderitaan yang dihadapi rakyat.

Integrasi sebagai Landasan Nasionalisme

        Perpecahan dua organisasi, SI dan PKI, menyebabkan Sukarno ingin menyelesaikannya, karena Sukarno melihat keharusan untuk bersatu ke arah pembentukan organisasi massa yang mencakup keseluruhan untuk membentuk kekuatan dalam menentang kolonial.
         Sebagai suatu kelompok, Sukarno melihat penduduk Bumiputra sebenarnya tidak mau berbagi dalam strata sosial, serta didalam aliran dan ideologinya terdapat Keinsyafan dan tragik ini pulalah yang menjadi nyawa pergerakan rakyat. walaupun maksud di dalamnya sama, yaitu mempunyai tiga sifat: Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.
         Dari tigal sifat tersebut, Sukarno mengatakan bahwa nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme merupakan tiga aliran sentral, yang tak terpisah dan bertugas meengusahakan kesatuan, bertujuan Indonesia merdeka, dan mengalahkan musuh (Kolonial). Namun ketiga aliran tersebut sering terjadi gesekan karena ada perbedaan, maka dari itu Sukarno berusaha mengintegrasikan ketiganya dengan melalui konsensus. "...Kaum Islam tidak boleh lupa bahwa Kapitalisme (musuh Marxis), juga musuh Islam. Sebab sepanjang paham Marxisme, Meerwarde pada hakikatnya adalah riba, dan riba tidak diperbolehkan dalam Islam." Dari konsensus itu, Sukarno berusaha penuh untuk mengupayakan adanya Integrasi antara Islam dan Marxisme.
    Untuk mengintegrasikan ketiganya, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, Sukarno memberikan gagasan secara implisit yang mengandung pengertian bahwa Nasionalisme adalah arus sentral, "...Karena Islam tertindas, maka pemeluk Islam mesti nasionalisme.... Karena Modal di Indonesia milik asing, maka kaum marxis harus berjuang melawan Kapitalisme, dan harus menjadi pejuang Nasioanalis."
         Pada hakikatnya, rakyat harus melawan Kolonial, Sukarno berusaha untuk membentuk kesatuan yang kokoh untuk mengusir bangsa penindas.  Menurut Sukarno Nasionalisme sangat penting, karena dengan Nasionalisme semangat percaya diri akan dapat di bangkitkan, untuk merubah kondisi yang diciptakan oleh Pemerintah kolnial. Oleh karena itu, kemerdekaan Indonesia hanya dapat diperoleh dengan adanya Nasionalisme sejati.
     Sukarn juga terinspirasi oleh negarawan India, Mahatma Gandhi, dia mengutip salah satu pemikirannya  untuk memperteguh gagasannya, "...Buat saya, cinta tanah air adalah cinta umat manusia dan kemanusiaan, saya tidak mengecualikan siapapun."
         Dengan usahanya menyatukan Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, Sukarno yakin bahwa bangsanya mampu mengusir bangsa penindas, dan akhirnya dapat meraih kemerdekaan Indonesia...


Demikian, terimakasih......................Semoga Bermanfaat




0 komentar:

Posting Komentar

Menurutmu Bagaimana Blog Ini?

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.