Transmisi Epistimologi dan Pemikiran Islam
Dasar-dasar ajaran Islam dan sistem epistimologinya telah di transmisikan sejak generasi muslim awal. Pokok permasalahan generasi muslim awal perlu kita kaji bagaimana prosesnya, dan itu bisa kita lakukan mulai awal lahirnya agama Islam, dan itu berarti perlu menganalis tokoh penyebar agama tersebut, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, kemunculan institusi-institusi pendidikan pada awal generasi muslim juga menjadi hal penting kemajuan islam. Mekkah sebagai kota lahirnya Nabi Muhammad, yang menjadi saksi bisu atas tanda-tanda kenabian yang ada pada Muhammad.
Pada awal abad ke-7, Mekkah menjadi kota marginal akibat pengaruh dua kerajaan superior, Bizantium Kristen yang luas dan Sassania Zoroaster yang dominan, keduanya terletak disebelah utara Jazirah Arab.
Mekkah yang pada saat itu mayoritas suku Qurays, karena pada waktu itu belum ada belum ada peraturan atau struktur negara formal yang diatur. Konsep dan pelaksanaan kegiatan kota diatur oleh orang tua (sespuh) dan ketua suku. Kehidupan ekonomi di Mekkah termasuk sulit, karena medan yang tandus dan tidak ada pertanian.
Sistem ekonomi pada saat itu mengandalkan perdagangan dan pertukaran barang, masyarakat saat itu bisa dikatakan masih primitif dengan minimnya institusi pendidikan dan terpelajar.
Transmisi Pengetahuan Agama Pada Periode Awal
Pengetahuan agama Islam disampaikan pertama kali via Al - Qur'an (pesan suci yang diterima Nabi), dan berkembangnya waktu diadakan kodifikasi oleh beberapa sahabat, selain itu juga tafsir yang terkandung di dalamnya. Pada awalnya para sahabat kesulitan dalam memahami beberpa istilah dan ekspresi maupun makna-makna tersirat yang terkandung dalam Al-Qur'an,
Kesulitan yang kedua adalah dalam memahami beberapa referensi sejarah dalam Al-Qur'an. minat para sahabat untuk menggali itu semua sangat tinggi, agar hal-hal yang belum mereka pahami secara penuh dapat menjadi nyata. Referensi sejarah, seperti kisah para nabi terdahulu dan bangsa-bangsa terdahulu, meningkat lebih drastis ketika generasi sahabat yang lebih muda mulai meneliti Al-Qur'an paska wafatnya Nabi Muhammad.
Kajian penelitian dilakukan tidak hanya dalam internal Islam, akan tetapi beberapa agama yang pada saat itu bersentuhan dengan Islam, seperti Yahudi, Nasrani lokal- yang dikenal dengan sebutan ahli kitab. Beberap orang Yahudi yang masuk Islam, seperti Aabdullah bin salam (w. 43/633), secara aktif menyampaikan pengetahuan yang terkandung dalam Injil.
Pada periode kenabian, para sahabat mengadobsi pengetahuan dari para ahli kitab kedalam agama islam pada skala bidang yang lebih besar. tumbuhya ilmu Hadis, tentang sabda dan perbuatan Nabi, telah menarik perhatian para sahabat selain juga generasi muslim sesudah para sahabat yang sering disebut tabi'in. Ketertarikan pada ilmu Hadis telah memunculkan kelompok "pengumpul Hadis" pada abad 1 H. atau 7 M. dan 2 H. atau 8 M.
Sahabat melakukan perjalanan dari satu desa ke desa lain, dari kota satu kekota lain, dan dari negara satu ke negara lain untuk mencari dan mengumpulkan Hadis. Berkat aktivitas mereka itu, teks Hadis dengan perawinya telah terindentifikasi, dan pada akhirnya dicatat secara tertulis selama tiga abad pertaama pasca wafatnya nabi. Hal tersebut menjadi salah satu warisan karya terbesar umat Islam....
0 komentar:
Posting Komentar