Penghasilan Sektor Usaha
Bandengan Meningkat
Foto.
W
|
isata pantai Bandengan memiliki sektor wirausaha
yang menjanjikan bagi peningkatan ekonomi keluarga. Itu dibuktikan dengan
adanya beberapa pedagang kaki lima (PKL), jasa sewa dan jasa penyeberangan yang
berada disekitar pantai.
Dengan
adanya kawasan tersebut, mereka percaya akan berpengaruh terhadap penjualan
barang yang ditawarkan. Walaupun penghasilan masih dipengaruhi oleh jumlah
pengunjung yang datang. Ungkap Syarif di warung dagangannya, Sabtu (09/11).
Terkait
pengaruh jumlah pengunjung terhadap penghasilan pedagang dikawasan tersebut.
Kainah menjelaskan, selama dia berjualan
mulai jam 07.00-18.00 WIB di pantai Bandengan,
hasil yang diperoleh untuk hari-hari biasa kurang lebih Rp. 50.000, sudah mencukupi kehidupan
keluarga. “Apalagi jika hari libur, hasil yang saya dapatkan bisa mencapai Rp. 100.000,”
papar Kainah. .” Ujarnya.
Sejarah panjang dirasakan Kainah, karena
awalnya dia hanya seorang pedagang, yang masa mudanya sering mengelana dari
satu daerah ke daerah lain. “Saya pernah berdagang di Surabaya, Semarang, Kudus
dan akhirnya saya putuskan untuk menetap di Jepara,” tegasnya.
Selain
berjualan, Kainah juga memiliki pekerjaan membersihkan sampah yang berada
disekitar pantai Bandengan. Profesi ini dia lakukan, agar dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya sehari-hari. “Jika saya hanya berjualan, penghasilan belum
pasti meningkat. Tetapi pekerjaan ini,
akan membantu sebagai tambahan pemasukan,” ungkap Kainah.
Peningkatan
penghasilan yang diperoleh wirausaha, juga dirasakan oleh Syarif Abdullah. Seorang
pedagang mulai tahun 1997 yang mulanya berjualan
mie ayam. Tapi ada kemajuan. “Pada tahun 2004, jumlah dan jenis barang dagangan
saya sudah semakin berkembang,” ujar
Syarif di tempat penjualan accessories miliknya.
Syarif
menjelaskan, selama dia berjualan di kawasan wisata Bandengan. Banyak kemajuan
ekonomi yang dirasakan. Pada awalnya dia hanya berjualan mie ayam, tapi sekarang
sudah ada peningkatan. Dengan membuka beberapa warung, seperti warung mie ayam,
bakso, nasi pecel, nasi goreng, makanan ringan, miuman dan aksesoris mainan.
“Karena penghasilan meningkat, saya sekarang bisa membuka beberapa warung
dagang,” jelanya.
Dengan
peningkatan ekonomi tersebut, Syarif merasa bahagia dapat mencukupi kebutuhan
keluarga yang semakin meningkat. “Saya sangat bahagia, karena dapat menghidupi
kelurga, yang terdiri dari tiga istri dan lima anak,” papar Syarif di warung
dagangannya.
Jasa sewa lebih menguntungkan
“Jasa
sewa lebih menguntungkan hasilnya, dari pada berdagang,” ungkap Agus Widodo.
Dia menganggap, menyewakan barang sangat signifikan dalam meningkatkan
penghasilan. Karena lebih cepat mendapatkan laba dari pada harus membuka warung
dagang kecil-kecilan. Apalagi dia memiliki beberapa hal yang dapat disewakan,
seperti pelampung, perahu karet dan banana
boat.
“Keuntungan
dari hasil barang-barang yang saya sewakan untuk hari Sabtu dan Minggu mencapai
Rp. 4.000.000, ini kotornya” ujar Agus. Dari jumlah tersebut, masih dia gunakan
untuk pembayaran upah karyawan, perawatan barang dan pembelian bahan bakar. Dan
akhirnya tersisa kurang lebih Rp. 2.500.000, sebagai laba bersih. “Semenjak
2009 menjalani usaha ini, saya merasakan adanya peningkatan penghasilan secara drastis
sampai tahun 2012,” tegasnya. Akan tetapi cenderung stabil pada tahun 2013,
karena adanya penjual jasa yang lain.
Dari
keuntungan yang didapatkan Agus mengungkapkan, ada permasalahan penting yang
dihadapi, seperti mesin banana boat yang rusak. Harus diservis jauh dari
luar Jepara yaitu ke Jakarta, karena di Jepara tidak ada.
Terkait
keuntungan jasa sewa yang signifikan. Slamet Riyanto menuturkan, selain
keuntungannya besar, kerugiannya sangat kecil dibanding dengan usaha yang lain.
Selama berada di area wisata tersebut, dia mengalami beberapa peningkatan dengan
penghasilannya. Walaupun dia baru satu tahun berada dikawasan Wisata Bandengan
tersebut.
Berbeda
dengan Haryono, seorang yang memberikan jasa penyeberangan dari pantai
Bandengan menuju pulau Panjang. Dia menuturkan, usahanya juga menjanjikan dalam
peningkatan ekonomi. “Penyeberangan hanya saya kasih tarif Rp. 10.000 untuk
perorangan, ini murah sekali bagi saya,” ujarnya.
Di
sini Haryono bekerja sebagai Nahkoda kapal wisata yang membawa penumpang menuju
pulau Panjang. Dia tergabung dalam sebuah organisasi Paguyuban Objek Wisata
Bahari. Sebuah organisasi yang mengelola jasa penyeberangan agar terlihat rapi
dalam pelayanannya terhadap pengunjung.
“Semoga
adanya pembangunan segera oleh pengelola, dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas
yang ada,” ungkap Haryono. Haryono yakin jika kawasan pantai terlihat indah dan bersih. Maka akan menarik
minat pengunjung atau wisatawan dan nantinya akan berpengaruh terhadap
peningkatan penghasilan bagi wirausaha yang
berada disekitar Bandengan.
[Imam Muslim]







0 komentar:
Posting Komentar